Laman

Minggu, 25 Februari 2018

acne is just acne

Post kali ini sedikit banyaknya akan membahas ke-insecure-an terbesar gue selama beberapa tahun belakangan ini yang tidak lain adalah jerawat. Jerawat. Satu kata yang sukses bisa bikin insecure kemana-mana. Entahlah, Tuhan memberkahi gue dengan kulit yang acne-prone, rentan berjerawat. Hilang satu, kembali beberapa. Itu juga ngga literally hilang sepenuhnya, tapi meninggalkan bekas, which is semakin menambah ke-insecure-an gue. Perlu dicatat bahwa jerawat gue bukan tipe jerawat yang cuma satu atau dua, bukan yang cuma ada pas mau dapet, tapi emang yang menyebar di pipi, kening, dagu, all over my face I can say. But at some point, saat gue udah nyerah banget cari cara untuk sembuhin jerawat, gue malah semacam mendapat pencerahan bahwa that's okay to have acne and that's okay to be imperfect.

Gue telah melewati berbagai fase selama gue memiliki wajah berjerawat, dari mulai ditanya 'kenapa jerawatan', 'coba ke dokter ini deh itu deh', 'coba pake ini deh itu deh'. Semua sudah gue lalui dengan respond senyuman pahit (at least I still smiling). First thing first, perlu diketahui bahwa ga ada orang yang mau jerawatan. Kalau emang bisa milih, i want to have those clear skin yang mulus dan glowing bahkan tanpa makeup. But things aren't always go well, isn't it? Beberapa hal tidak berjalan seperti yang diharapkan. Gue sebisa mungkin berusaha mencari sebab kenapa gue bisa berjerawat. Fasenya pun ga mudah, trial and error. Pergi ke dokter pun ga menjamin 100% gue bisa sembuh dari jerawat-jerawat yang terlalu nyaman dengan wajah gue ini.

Beberapa hal telah gue coba, sampai akhirnya gue menyadari bahwa beberapa makanan bisa trigger jerawat ke wajah gue, beberapa halnya susu, telur, saus kacang, ayam junk food, vitamin E, minyak ikan, daging kambing (untung emang ga doyan). Tidur begadang dan stress juga bisa ngaruh ke jerawat gue. Untuk tau semua ini, jujur aja tricky dan setiap orang bisa beda-beda banget pantangannya. Makanya menjadi ga mudah untuk tahu penyebab jerawat dibandingkan untuk tahu kenapa dia tiba-tiba ngejauh, lol. Untuk masalah dokter juga cocok-cocokan banget, biayanya pun ga murah walaupun masih dibayarin orang tua. Makanya, gue sebisa mungkin cari cara untuk sembuhin jerawat diseimbangi dari dalam tubuh, dengan cara banyak makan sayur hijau, minum air putih, hindari makanan terlalu pedas dan manis, terlalu berminyak (balik lagi, setiap orang mungkin punya cara yang berbeda). Gue juga ga terlalu bisa kena panas matahari kelamaan, makanya gue sebisa mungkin bawa masker tiap naik Go-Jek dan setiap keluar rumah siang-siang. You know, just incase.

Tingkat ke-insecure-an gue bertambah ketika gue tidak seperti perempuan kebanyakan yang bisa makeup. Gue memang belum pernah belajar makeup, walaupun gue sering banget nonton youtube tutorial makeup and skincare thingy. Prinsip gue adalah sembuhin dulu jerawatnya dan gue gamau ambil resiko 'gue mau terlihat cantik tapi somehow malah memperparah jerawat-jerawat gue'. Sekali lagi, ini bagi gue. Motivasi orang untuk menggunakan makeup itu bisa sangat bervariasi, ada yang memang biar lebih pd, lebih fresh, untuk menutupi kantung mata, jerawat, dsb. But if wearing lipstick count as someone using makeup so I'm wearing it lol. Bisa dibayangin dong seberapa besar kepercayaan diri yang gue butuhkan untuk bisa keluar rumah, dengan jerawat-jerawat ini, dengan tanpa makeup? Really it not easy at all. Sampe kampus, semua orang yang gue temui kebanyakan pake makeup dan terlihat cantik. Gue hanya bagaikan remah-remah kerupuk diantara mereka. 

And yes, some things happen. Gue seolah mendapatkan pencerahan, mau sampe kapan ngerasa minder terus, toh yang penting guenya pd. Komentar orang lain itu cuma bagai angin kalo kita mau untuk ga peduli. Beauty standard setiap orang juga beda-beda. Ga semua yang menurut orang lain cantik, akan cantik juga di mata orang lain. Begitu pun juga untuk orang-orang yang berjerawat, bukan berarti mereka ga cantik. Yang perlu dipahami adalah orang-orang yang berpikiran bahwa yang jerawatan itu berarti jorok, ga ngerawat diri. Hal-hal kayak gini yang sebetulnya salah besar. Orang lain yang komentar negatif itu ga pernah tau se-struggle seseorang apa untuk bisa nyembuhin dan adaptasi sama jerawatnya. So, if you wanna say something bad about the others, maybe just fuckin shut your mouth up dan banyak-banyak bersyukur serta berdoa biar kalian ga perlu ngerasain kayak gini. Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa jerawat adalah hal wajar yang dialami banyak orang. Bedanya adalah banyak orang yang belum paham tentang masalah ini, menganggap orang yang jerawatan itu menyeramkan, tidak biasa, dan mendewakan bahwa yang cantik itu hanya mereka yang berkulit mulus tanpa masalah. Ga sedikit orang yang stress karena masalah ini walaupun bagi orang lain mungkin sepele. That's why gue menulis post ini, bahwa kalian tidak sendirian. Bukan hanya kalian yang memiliki kulit berjerawat. 

Beberapa kejadian seperti ketemu orang baru - yang ga kita kenal di real life menyadarkan gue memang terkadang fisik bukan yang segalanya. Fisik tidak selamanya menjadi sebuah standard yang bisa diukur untuk menjadikan seseorang menarik atau tidak. Just don't overthinking it. You just have to work things with your smile and positive vibes only. Wear your fav outfits, dressed-up your hair nicely and wear nice perfume. It gets me everytime.


cheers -  to those who fighting with acne - and all the skin problems!
note that you're not alone - i'm with you guys!

(ノ◕ヮ◕)ノ*:・゚✧☺❤