Laman

Senin, 19 September 2016

Satu hal soal jatuh cinta

Semua orang pernah jatuh cinta, kamu (baca: kita) bisa jatuh cinta dengan berbagai alasan. Bisa karena sifatnya atau murni jatuh cinta karena orang itu adalah dia. Dia, yang tanpa kamu sadar kamu kagumi sejak awal perkenalan dahulu.

Aku selalu takut untuk jatuh cinta. Lagi. Sesuai dengan namanya, jatuh cinta. Kamu harus siap untuk merasakan sakit kalau kamu tiba-tiba 'jatuh cinta' nanti, dijatuhkan lebih tepatnya. Tidak ada yang pasti soal jatuh cinta sampai kamu menyatakan perasaanmu sendiri. Sebelum proses itu, yang bisa kamu lakukan hanya menebak-nebak di dalam pikiran dan perasaanmu sendiri. 

Apakah dia mempunyai perasaan yang sama? 

Apakah dia diam-diam juga memikirkanmu seperti apa yang kamu lakukan setiap harinya?

Apakah dia berharap bertemu kamu dalam mimpi di setiap tidurnya?

Apakah dia takut dijatuhkan oleh kamu yang kemudian membuatnya takut untuk jatuh cinta lagi nantinya?

Tidak ada yang benar-benar tahu jawabannya, karena jatuh cinta adalah soal menerima ketidakpastian.

Teruntuk kamu, H.

Kamu adalah jawaban dari ketidakpastian itu.

Terimakasih telah meluangkan waktu untuk datang menghampiri beberapa waktu ini. Terimakasih telah membuka diri dan mengizinkan aku untuk mengenal kamu lebih jauh lagi. Maaf, karena sempat merepotkan kamu waktu itu. Maaf, untuk segala perkataan yang mungkin menyakiti kamu. Untuk sekarang dan seterusnya, kamu tidak perlu lagi lelah untuk mencari cara bagaimana agar kita tetap baik-baik saja karena aku dan kamu akan tetap berakhir menjadi dua orang manusia yang pernah dekat kemudian dijauhkan lagi oleh keadaan. Oleh ketidakpastian.

Banyak yang diam-diam aku ketahui soal kamu. Jika kamu menilai aku yang seolah-olah tidak peduli, kamu salah. Aku terlalu peduli akan kamu yang membuatku lupa oleh ketidakpastian itu sendiri. Ah sudahlah, biar aku yang mencari caraku sendiri untuk tidak memperdulikan kamu lagi.

Kata terakhir, selamat.

Selamat karena telah menemukan kembali seseorang yang mungkin sudah kamu cintai sejak dulu.



dari Malang, 
untuk seseorang yang berada di sudut Jakarta sana.