Laman

Jumat, 01 Desember 2017

Dingin Malang

Malang kota dingin. Yang ditambah dingin dengan titik-titik hujan yang membasahi bumi di setiap hari. Orang-orang berlarian menghindari tetes demi tetes air yang dapat membasahi. Ku lihat payung warna-warni dilebarkan oleh yang empunya. Menciptakan perpaduan corak warna-warni jika saja dilihat dari atas. Malang pun masih dingin. Sedingin dua orang yang pernah akrab bercerita soal apapun, yang kini menjauh sampai sebatas sapa pun sirna ditelan diam keheningan. Dingin. Sedingin dua sosok manusia yang mencoba saling mengalihkan pandangannya atas alasan kebencian. Malang masih dingin. Sedingin batu dan paralayang jam tiga pagi. Sedingin itu pula rasa yang pernah singgah sementara. Di sudut Kota Malang, dalam hati ku harap sikapmu tidak tertular oleh udara yang mendingin. Diam-diam ku harap engkau masih menjadi satu sosok manusia yang hangat dan akan selalu seperti itu. Bahkan sampai kapanpun. Sampai waktu yang tak terhitung. Semoga jaket tebalmu tidak basah. Terhindar dari keroyokan rintik hujan yang dapat jatuh kapanpun ia mau. Semoga tempat tidur dan selimut masih dapat menjadi teman terbaikmu untuk menikmati hujan di kota dingin ini. Atau mungkin secangkir kopi? Atau satu paket lengkap antara ketiganya? Entahlah. Semoga harimu selalu menyenangkan di segala cuaca. Sudahlah.. terlalu banyak yang ingin ku semogakan. Aku takut muak engkau membacanya.



Malang, 1/12/17


diantara bunyi rerintikan hujan
yang berlomba turun berjatuhan.